welcome

welcome n' join

Rabu, 06 November 2013

BAGIAN DUA

Hari terakhir, SIKAT.

                “mediiiiiiiiiiiiiiiisss”, sontak, aku mendengar teriakan mentor di baris ujung, aku pun segera berlari sebelum “mediiiiiiiiiiiiiiiiss” teriak mentor cewek pas disamping aku. Aku pun bingung, tapi segera menolong mahasiswa baru yang sudah jatuh terkulai lemah didepan mataku. “ahh biar yang satu lagi di tangani anggota medis lain” batinku. Aku segera mengangkat tubuh lemah itu dengan beberapa panitia cewek lain yang baru datang setelah mendengar teriakan. Sambil terengah-engah dan berusaha menguatkan diri kami menggotong pasien yang malang ke pos sementara. Baru juga kami menurunkan si pasien, tiba-tiba terdengar lagi teriakan mentor memanggil panitia medis. “aishhh” aku pun geram. “ kok bisa mahasiswa baru sekarang ayam sayur semua”. Segera ku berlari ke lapangan. Sampai di TKP, si mahasiswa baru sudah digotong beberapa panitia cowok, kebetulan pasien kali ini pasien cowok. Busettt, si pasien tiba-tiba kentut. Lengkap sudah penderitaanku. Belum juga menarik nafas, “mediiissss cewek” teriak kakak mentor beberapa meter dari aku berdiri. Di situ cuma ada aku, jadi terpaksa aku berlari ke situ meski kakiku sudah bergetar karena kelelahan. Ternyata mahasiswa baru ini sesak nafas hebat. Wahh “ tanduuuu, tanduuuu”. Segera beberapa panitia cowok berlari ke arah kami sambil membawa tandu. Si pasien buru-buru di angkat ke tandu, aku berusaha melepas tas si pasien yang cukup berat, tapi gagal, tandu pun keburu di bawa lari, akhirnya aku ikut berlari-lari sambil memegang tas si pasien yang masih tersangkut dengan tangan si pasien yang di atas tandu.
Sampai di pos utama pasien di turunkan, aku memilih tinggal dipos utama untuk beristirahat di sana. Kebetulan ruangan ber-AC. Asik kali. Satu jam kemudian, aku kembali ke lapangan. Barisan senam tengkorak sudah bubar menjadi barisan perkelompok seperti upacara bendera. Teriakan-teriakan maut itu pun untungnya sudah reda. Huuft. Bukan mahasiswa baru saja ternyata yang syok dan terkaget-kaget dengan sumpah serapah sang mentor. Panitia juga. Aku salah satunya. Di pos sementara lah, untuk kesekian kali aku melihat abang arah jam 9. Kali ini dia memakai kaos hitam ngepas. aku memperhatikannya tanpa sekalipun mengedipkan mata. “dia sangat manis” batinku sambil tersenyum. Aku merasa sangat senang sampai bibirku tertarik 2 cm ke atas. Hehee. Abang arah jam 9 itu sibuk dengan tugasnya sebagai mentor. Ya tentunya teriak-teriak. Aku bangkit dari tempat dudukku, dan memilih berpanas-panasan di lapangan agar bisa melihat abang arah jam 9 lebih dekat. Hhmm 15 meter lah jarak kami berdua. Aku terus melihatnya berharap dia melihat ke arahku. Nihil. “aisshhh, itu orang kok konsisten banget jadi mentor. Huuft” aku kesal sendiri.
Beberapa saat kemudian, barisan pun bubar. Aku juga ikutan bubar, dan kembali ke pos sementara. Sedangkan mahasiswa baru disuruh membuat lapak seperti hari kemaren untuk beristirahat sambil berlatih lagu teknik dan berlatih hormat teknik. Mataku yang agak kecil semakin menyipit menyusuri daerah sekeliling mencari posisi abang arah jam 9. Yapp. Kali ini dia memilih lapak yang berbeda dari kemaren. Sekarang dia dan kelompok maba-nya itu memilih tempat di bawah parkiran mobil. Aku segera mencari posisi yang pas untuk menontonnya. Hehee (ahh aku benar-benar penguntit).
8 meter. Jarak aku berdiri dengan abang arah jam 9 yang sedang memberi ceramah kepada mahasiswa baru kelompoknya. Entah apa yang dibicarakan. Ahh aku tidak mau peduli topik apa itu. Yang penting aku bisa melihat abang arah jam 9, walau yang keseringan tampak bagian punggungnya.
Sepertinya dia cukup pintar berbicara. Tiba-tiba aku di kejutkan oleh temanku disamping yang tiba-tiba berbicara kepadaku. “ heh.. kok bengong, kesambet nantik, liat apasih” tanyanya ingin tau. Aku gelagapan. “emm.. ga, cuman liat mahasiswa baru”. Satu kawan lainnya menimpali, “seeh, belanja ya?” hahaaaa, “ hah.... emmm, hahaaaa” aku menjawab sekenanya sambil tertawa tidak mengerti.
“mbak, kayaknya aku ada suka deh sama cowok disitu,” kataku kepada satu kawan yang sering dipanggil “mbak” itu. Kami seangkatan dan sebaya dengan si mbak. Tapi kami sering memanggil dia mbak mungkin karena logat dia ngomong seperti orang jawa. Maklumlah dia dari kecil tinggal di pulau jawa dan pasti bergaul dengan anak-anak jawa lainnya. (ahh sok tau)
“yang mana?” tanyanya. “ yang baju hitam itu” jawabku sambil menunjuk ke arah abang jam 9. “ lihat ya, aku mau hipnotis dia” kataku sambil terkekeh sok mistis. “liat kebelakang, liat kebelakang, liat kebelakang.........” ulangku beberapa kali. Tiba-tiba abang arah jam 9 melihat kebelakang, (yaaaa karena di datangin temannya). “ahh itu nggak ada, dia liat karena dipanggil kawannya” gerutu si mbak. “ ahh, biariin, yang penting dia liat ke belakang” cibir aku. sambil tertawa senang. Dalam hati aku bertanya-tanya, siapa nama abang itu? Jurusan apa dia?......
Sore hari, ketika acara hampir selesai. Lapangan sudah dipenuhi mentor dan juga alumni. Semua panitia disuruh merapat ke lapangan. Begitu juga dengan pasien-pasien alias ayam sayur alias mahasiswa baru yang malang. Cuaca tidak begitu bersahabat. Sebentar lagi pasti turun hujan. Hmm. “sebentar lagi panitia juga disikat”batinku. Benar adanya, kami panitia dipanggil oleh alumni untuk berbaris di lapangan setelah sebelumnya mentor yang di suruh berdiri di lapangan. Kami panitia berlari, sementara alumni berteriak-teriak dan memaki kami. Begitu pun ketika kami sampai di lapangan. Hujan mulai turun. Meskipun gerimis, cukup membuat kami basah. Sekalipun Cuma akting, tapi aku dan teman-teman tetap gugup dan gemetaran. Setelah di teriakin, kami di suruh kembali ke tempat semula, acara pun di lanjutkan dengan ceramah dari senior-senior, kemudian juga tradisi mentor dan alumni di kejar mahasiswa baru. Sampai pada acara puncak, datang truk tangki air, dan panitia bagian perlengkapan segera menunaikan tugas mereka yang terakhir. Apalagi kalau bukan acara mandi massa( ahh entah iya sebutannya begitu). Mahasiswa baru terlihat sangat senang karena sudah di terima sebagai aneuk teknik. Kami semua bersuka cita. aku berusaha mencari-cari keberadaan abang arah jam 9 di dalam kerumunan mentor dan mahasiswa baru. Sekalipun aku berdiri di atas bangku taman yang terbuat dari beton, aku tetap harus berjingkrak-jingkrak karena memang pada dasarnya aku pendek. Akhirnya, mentor di suruh berbaris untuk bersalaman dengan mahasiswa baru yang harus segera pulang karena waktu sudah menunjukkan jam setengah 7. Aku melihat abang arah jam 9 berdiri di barisan paling ujung dekat dengan tempat aku berdiri. 7 meter, aku berasumsi. Sosok pria yang membuat aku tertarik itu tertawa lepas dengan teman-temannya yang juga mentor. Ahaa !! i must take a picture.
Aku mengambil gambar dengan kameraku, “ahh terlalu jauh, ga nampak deh”, aku pun melihat temanku di samping memegang kamera. Segera “ hei, tolonglah kamu ambil foto abang itu” tunjuk aku ke arah abang arah jam 9. “yang mana?” tanyanya masih bingung. “ abang yang pakai kaos hitam, dekat sama bang dika”kataku berharap. “okeh”dia mengiyakan sambil mengambil gambar. “ nantik kirim ke aku ya” pintaku. “kayaknya aku kenal deh sama abang itu” katanya tiba-tiba, “hah,, iya?” aku tertarik. “kayaknya sih jurusan mesin, namanya nggak tau aku” jawabnya tanpa melihat ke arahku. “hmm... oke deh”.
Kemudian, kami juga turun ke lapangan untuk berfoto dengan anggota panitia yang lain. Kami bersenda ria. Tentu saja kami sangat senang, perjuangan sebagai panitia medis selama tiga hari tidak sia-sia. Dan juga, berakhir sudah penderitaan batin karena teriakan maut sang mentor. Hohoo
Sebentar lagi mau magrib, aku dan satu orang teman berniat mengambil tas yang kami tinggal di pos utama. Di perjalanan ke pos utama, tepatnya di parkiran mobil, aku melihat abang arah jam 9 berdiri di trotoar dekat parkiran mobil. “wahh” jerit aku senang. Langsung tanpa sadar aku menarik tangan kawan aku agar berjalan di trotoar yang sama dengan pujaan hati aku itu. Sontak kawan aku kaget dan memukul tangan aku. “ssssttt, ikut aja” pintaku. Kami pun melangkah pelan-pelan naik ke trotoar, abang arah jam 9 bersama satu orang temannya sedang mengobrol. Dia mengenakan jaket putih bergaris biru. So fresh. Aku pelan-pelan melangkah menyusuri trotoar, aku melihat abang itu pun selesai berbicara dengan kawannya dan berjalan ke arah kami. Aku terus melihatnya, untungnya dia tidak melihat ke arahku. Lega. Sampai pada saat kami berpapasan, kawannya memanggil. Otomatis dia berhenti dan berbalik ke arah kawannya yang tadi. 1 meter. Arah jam 9. “aku berdiri 1 meter disampingnya” batinku berteriak riang. Aku sempat berhenti melihat dia disamping aku waktu itu, pasti ekspresi wajah aku aneh. Tiba-tiba teman aku langsung menarik aku mengajak pergi. Aku pun tersadar dari fantasi aku beberapa detik yang lalu. Aku segera mengikuti kawan aku tanpa menoleh ke abang arah jam 9.
Gerbang menuju pos utama sudah di gembok. Arrrgghhh. Mau tidak mau kami harus masuk melalui pintu gerbang satu lagi. “yuk, lewat gerbang satu lagi”teriakku. Aku segera menarik tangan kawanku, dan kami berlari-lari kecil. Aku berharap bertemu dengan abang arah jam 9. Tapi, dia sudah tidak ada di tempat tadi. Aku menarik nafas panjang. Kecewa. Tiba di pintu gerbang yang terletak agak ke dalam bangunan kampus, buru-buru aku masuk. Dan .... abang arah jam 9 di depanku, dengan jaket putih bergaris biru itu. Dia memegang pintu gerbang. Aku segera masuk pura-pura tidak melihat. Kemudian berlari ke dalam bangunan dengan perasaan senang dan kebiasaan aku “senyum-senyum sendiri”. heheee

Minggu, 03 November 2013

Arah jam 9

BAGIAN SATU

“arrrgggghhh”... aku terbangun dari tidurku, pandangan masih kabur. Aku meraba-raba sekitar bantal berharap menemukan ponselku. Akhirnya aku bangun dan mencari ponsel yang belum ku temukan, ternyata ponselku terjatuh di dekat tempat tidur. Mati. Huuft. Kemudian aku menekan tombol power, ponsel samsung termurah itu pun menyala dengan bunyi ring tone nya yang khas. Tiba-tiba satu sms masuk, dari ketua panitia. Yang meminta kami untuk segara merapat ke kampus jam enam pagi. Aku segera melihat jam di ponsel ku yang menunjukkan pukul 05.45 wib. Aku pun beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi dengan langkah masih gontai dan enggan untuk membuka mata lebar-lebar. Sampai di kamar mandi aku teringat handuk yang belum aku ambil. “aiiisssh, menyebalkan sekali, udah tidur jam 3 pagi, harus ke kampus lagi jam 6, bisa tumbang nih di kampus” batinku.
Selesai aku mandi, aku segera mengenakan pakaian ke kampus. Kebetulan adzan pun berkumandang, jadi aku sholat dan setelah itu sarapan dengan roti tawar dan air putih. Biasanya aku tidak pernah sarapan pagi apalagi sepagi ini, jam enam, hampir sama dengan makan sahur di bulan puasa. Aku terkekeh sendiri. Entah apa yang lucu.
Jam menunjukkan pukul 6 lewat 15 menit. Aku pun segera mengambil tas, dan tidak lupa membawa botol minumku. Setelah aku mengunci kamar kos ku yang terletak di lantai dua bangunan ruko, aku pun segera menuruni  tangga. Sampai di parkiran motor yang juga terletak didalam bangunan itu. Aku teringat” aku lupa kunci motor, arrgghh”. Hmm mungkin penyakit pikun ini memang enggan beranjak dari tubuhku yang berat hanya 43 kg dengan tinggi 150 cm ini.
15 menit dalam perjalanan.
Tiba di kampus aku melihat mahasiswa baru sudah pada ngumpul di halaman depan kampus. Hari ini adalah hari pertama ospek mahasiswa baru. Aku kuliah di fakultas teknik, jurusan arsitektur. Aku salah satu panitia medis. Setelah memarkir motor di tempat parkir aku segara menemui kawan-kawan panitia yang lain.
Kami pun briefing sebentar sebelum senam tengkorak di mulai. Dan ketua panitia membagikan kami pita warna putih sebagai penanda kami panitia medis. Jam 7 teng. Acara pun dimulai. Mahasiswa baru berbaris dilapangan dengan selayer oren diikatkan ke kepala dan disisipkan bulu ayam jantan, dengan kondisi masih memakai tas ransel masing-masing. Di pinggang mereka terlihat satu botol minuman dengan tutup bewarna oren yang diikat ke pinggang dengan tali rafia oren juga. Emm,aku jadi teringat masa SIKAT 3 tahun silam ketika aku juga menjadi maba. Aku berdiri di dekat barisan maba cewek. Karena aku di tugaskan untuk memantau maba cewek ketika senang tengkorak berlangsung. Kira-kira 20 menit berlalu, “panitiaaaaa”. Aku tersentak mendengar teriakan mentor.   Ahh pasti ada yang tumbang, tanpa pikir panjang aku segera berlari ke tempat tersebut.
Selama senam tengkorak berlangsung, banyak juga mahasiswa baru yang jatuh sakit dan pingsan. Sampai-sampai kami kewalahan. Setelah senam tengkorak usai, baru kami bisa menarik nafas lega. Mahasiswa baru disuruh membuat barisan berkelompok yang ditangani masing-masing mentor kelompok. Aku dan beberapa panitia medis lainnya memilih beristirahat di bawah tenda pos sementara yang letaknya tidak jauh dari tempat mahasiswa baru tersebut berdiri. Para mentor dengan tampang sangar dan teriakan maut mereka masih bergentayangan dan menakuti mahasiswa baru di lapangan. Tiba-tiba mataku menangkap sesosok pria yang berdiri di tengah barisan mahasiswa baru. Dia cukup tinggi. Dan dia adalah seorang mentor. Aku semakin penasaran. Aku menyipitkan mata melihatnya, karena cuaca cukup terang menjelang siang. Jadi karena jarak kami lumayan jauh aku agak susah melihat wajahnya dengan jelas. Yang pasti dia memakai baju kemeja kotak-kotak merah. Dengan selayer oren terikat di tangan kanannya di atas siku. Sampai akhirnya kawan-kawan mengajak ngobrol dan aku tidak lagi memperhatikan mentor yang satu itu yang membuat aku tersenyum sendiri ketika melihatnya.
Ketika jam menunjukkan pukul 12 siang, mahasiswa baru disuruh mencari lapak untuk beristirahat perkelompok. Ada yang memilih di bawah parkiran mobil yang kosong dan banyak yang memilih di bawah pohon yang rindang. Di dekat pos sementara ada beberapa kelompok yang beristirahat di situ sambil berlatih menyanyikan lagu teknik yang di ajarkan mentor kelompok mereka. Saat aku sedang asik memperhatikan aktivitas mahasiswa baru tersebut. Kawan-kawan aku cengar-cengir disamping aku, sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu. aku penasaran dan bertanya.
“eh, pada ngomongin apaan sih?” keningku berkerut menunggu jawaban dari mereka. “liat abang itu ee, yang pakai baju kuning. Ganteng sekali dia” sahut seorang teman sambil mengenggam tangannya sendiri.
hahaa. Aku tertawa. “ iya sih ganteng, mirip turki. Putih kali ya” aku mengiyakan pernyataan kawan aku tersebut. Akhirnya aku ikut terkekeh sama mereka, sampai tiba-tiba aku melihat sesosok pria tadi yang membuat aku tertarik. Rupanya dia juga mentor kelompok dan kelompok yang di mentoringnya juga berada di dekat kelompok yang dimentoring abang turki tadi. (Ahh sebut saja begitu, toh gatau pun identitas dia).
Aku kembali senyum-senyum sendiri sampai salah satu kawan heran melihatku dengan ekspresi idiot itu. “eh, kenapa lu senyam senyum sendiri”, katanya sambil mencubit tangan aku. “akkhhh,” teriakku tertahan. “ apa sih ganggu aja, eh coba lah kamu lihat abang yang pakai baju kotak-kotak pink, arah jam 9” kataku sambil menunjuk gak jelas ke arah abang mentor yang ku perhatikan dari pagi. “yang mana?” tanyanya masih bingung dan disorientasi. “yang itu hai, sebelah kelompok abang turki”. “ abang turki yang mana” tanyanya lagi, “ aduuh, yang itu arah jam 9, ehh arah jam 10.30.” ralat aku. Pantesan gak tau yang mana, orang aku yang salah tunjukin arah. Gaya sih pakai cara kayak gitu segala. Bingung sendiri jadinya.
“gimana menurut kamu?”
“hmm. Lumayan, tapi aku suka abang yang kamu bilang kayak turki itu”
“iya, aku juga suka liat abang turki itu, tapi aku lebih suka liat abang arah jam 9......”
“jam 10.30”
“ahh, udah pas abang arah jam 9. Titik” aku menjawab dengan sangat yakin. Sepertinya aku memang tertarik dengan abang arah jam 9 itu.
“trus gimana”
“apanya gimana”
“kamu kan suka yang itu, kelanjutannya”
“ohh, yaa aku bakal cari tahu identitas dia. Hahahaaaa” aku terkekeh dan temanku itu juga ikut terkekeh. Lalu kami bercerita tentang banyak hal, sekali-sekali aku melirik abang itu yang sedang bersama mahasiswa baru. Dan tersenyum sendiri.
Ketika adzan dzuhur berkumandang, mahasiswa baru di suruh ke mesjid terdekat begitu pun dengan mentor. Kami panitia medis beranjak ke pos utama dan memilih sholat disana sambil menjaga pasien-pasien yang malang itu. Setelah sholat, mahasiswa baru, mentor dan juga kami panitia menikmati makan siang apa adanya. Ya, namanya saja acara seperti itu. Jadi makan ala kadarnya. Setelah makan siang selesai, acara dilanjutkan kembali. Masih banyak juga mahasiswa-mahasiswa baru yang malang itu tumbang ketika berbaris. Bahkan ada yang kesurupan. “hmm, bakal tepar aku malam ini” batinku sambil memijit-mijit lutut yang sudah sangat kebas.
Jam 6 sore, acara ospek hari pertama selesai. Kami membenahi diri di pos utama dan bersiap-siap2 untuk pulang.
Sesampai di kos, aku langsung mandi dan beristirahat. Aku tidur 30 menit sampai adzan magrib membangunkan tidurku yang nyaris kusyuk itu. Hehee. Malam itu aku tidur jam 10 pas. Setelah menyelesaikan semua agenda tentunya.
By Nimar


9 o'clock
PART ONE

           "Arrrgggghhh" ... I awoke from my sleep, outlook still hazy. I fumbled around cushions hoping to find my mobile. Finally I get up and look for my cell phone that has not been discovered, it turns out my cell phone fell in near the bed. Off. Huuft. Then I press the power button, the cheapest samsung phone lit up with the sound of his distinctive ring tone. Suddenly an incoming sms, from the chairman of the committee. That asks us to immediately move closer to the campus at six in the morning. I immediately looked at the clock on my phone is showing at 5:45 pm. I was getting out of bed and walk to the bathroom with unsteady steps and still reluctant to open his eyes wide. Up in the bathroom I thought I had a towel that has not been taken. "Aiiisssh, sucks once, already sleep at 3 am, had to go to college again at 6, they fell ya on campus" I thought.
I finished shower, I immediately put on clothes to campus. Incidentally prayer reverberate too, so I pray and after the breakfast with bread and water. I usually do not eat breakfast in the morning let alone so early, at six, about the same as eating a meal in the month of fasting. I chuckled to himself. I wonder what's so funny.
6 o'clock through 15 minutes. I immediately took the bag, and do not forget to bring a bottle of my drink. After I locked my dorm room, which is located on the second floor of the shop building, I was immediately down the stairs. Got motorcycle parking is also located in the building. I thought "I forgot to lock the motor, arrgghh". Hmm maybe senile diseases is indeed reluctant to depart from my body that weighs only 43 kg with a height of 150 cm.
15 minutes on the way.
Arrived on campus I saw a freshman already on campus get together on the front page. Today is the first day of freshman ospek. I lecture at the Faculty of Engineering, majoring in architecture. I am one of the medical committee. After parking my motorcycle in a parking lot I immediately see my friends the other committee.
We had a short briefing before starting gymnastics at the skull. And chairman of the committee we share a white ribbon as a bookmark our medical committee. 7 hours teng. The event began. New students lined the field with oren selayer fastened to the head and inserted rooster feathers, with conditions still wearing a backpack each. In their waist looks a drink bottle with colored cap oren tied to the waist with rope oren too. Emm, I was reminded of BRUSH 3 years ago when I became maba. I stood near the line maba girl. Because I was assigned to monitor new students when the happy chick skull lasts. Approximately 20 minutes passed, "panitiaaaaa". I snapped heard screaming mentor. Ahh that must be uprooted, without thinking I immediately ran to the spot.
During the last skull gymnastics, many new students who fell ill and fainted. To the extent that we were overwhelmed. After gymnastics skull over, we can draw a new breath of relief. Students were told to create a new line of groups that addressed each mentor group. I and several other medical committee chose to rest in the post while under the hood that is located not far from where the freshmen stand. The look of grim and mentors to their death screams still haunt and scare new students in the field. Suddenly my eyes caught the figure of a man standing in the middle row of new students. He is quite tall. And he was a mentor. I'm more curious. I squint to see it, because the weather was quite bright midmorning. So because we were pretty far distance I was a little hard to see his face clearly. To be sure he was wearing a red plaid shirt. By oren selayer tied on his right hand above the elbow. Until comrades chat you and I no longer pay attention to mentor one that makes me smile to myself when I saw him.
When the clock struck 12 noon, students were told to look for a new stall to rest per group. No vote at the bottom of an empty car park and many are choosing under a shady tree. Near post while there are some groups who rest there while practicing singing techniques taught their group mentor. As I was cool to pay attention to the new student activities. Comrades me grinning beside me, like they were talking about something. I was curious and asked.
"Uh, in talking about hell?" Brow furrowed waiting for a reply from them. "The brother clay ee, who wear yellow shirts. He's so handsome "said a friend of his own while mengenggam.
hahaa. I laughed. "Hell yeah handsome, like a turkey. White times yes "I said yes I am the friend statement. Eventually I joined them giggle together, until suddenly I saw a man who had made me interested. Apparently he was also a mentor in the group and the group mentoringnya also near the Turkish group dimentoring brother earlier. (Ahh call it so, yet the identity of him).
I returned the smiles themselves until one friend surprised to see me with an expression that idiot. "Eh, why lu senyam smile alone", he said as he pinched my hands. "Akkhhh," shouted muffled. "What the hell alone wrote, uh try ye see brother is wearing pink plaid shirt, 9 o'clock" I said, pointing in the direction is not clear that my brother mentor notice of the morning. "Which?" He asked still confused and disoriented. "That it hai, next group turkish brother". "Turkish brother that which" he asked again, "Aduuh, who was 9 o'clock, 10:30 o'clock ehh." Corrected me. Pantesan not know which one, I'm the wrong person tunjukin direction. Still life style like that all the way. Confused myself become.
"How do you think?"
"Hmm. Not bad, but I like the brother that you say it like turkey "
"Yes, I also like to see the Turkish brother, but I'd rather see my brother 9 o'clock ......"
"10.30"
"Ahh, already fitted brother 9 o'clock. Point "I replied confidently. Looks like I was interested in the brother's 9 o'clock.
"Then how"
"How my ass"
"You like that it's right, it goes"
"Ohh, yaa I will find out the identity of her. Hahahaaaa "I chuckled and my friend also chuckled. Then we talked about many things, once in a while I glance at my brother who is with the new students. And smiled to himself.
When the midday call to prayer rang out, a new student in order to the nearest mosque so anything with a mentor. Our medical committee went to the main post and selecting pray there while keeping patients poor. After the prayers, a new student, mentor and we also enjoyed lunch committee is. Yes, his name just such an occasion. So eating perfunctory. Once lunch is over, the show resumed. There are still many new students that poor fallen when marching. There's even a trance. "Hmm, I would tepar tonight" as she massaged my inner knee was very numb.
At 6 pm, the first day of the event ospek completed. We fix themselves in the main post and get siap2 to go home.
Once boarding, I immediately shower and rest. I slept 30 minutes until the evening call to prayer woke my almost kusyuk it. Hehe. That night I slept 10 hours fitting. After completing all the course agenda.

Selasa, 08 Oktober 2013

This is my photos with friends from Sidney, Australia.  
This photo was taken on the last day of the workshop as a memento.  
This is one of a very pleasant impression. wow, so cool.  
This event not only gives a new science that we do not know but also new friends of different cultural country. though different but our mutual empathy and tolerance. thank you.............. :) :)







The one photo I took after coming home from the workshop. when i was taking photos, I suddenly attracted to pose in front of this door. cool huh door. no such carvings. hahahaa lol